nusakini.com--Bank Indonesia (BI) melansir langkah-langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.Dikutip dari situs BI, sampai dengan hari Kamis, 26 April 2018, rupiah terdepresiasi sebesar -0,88% (mtd). Namun demikian, depresiasi rupiah ini masih lebih rendah dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara Asia lain termasuk Thailand THB (-1,12%, mtd), Malaysia MYR (-1,24%, mtd), Singapore SGD (-1,17%, mtd), Korea Selatan KRW (-1,38%, mtd), dan India INR (-2,4%, mtd). 

• Viral di Media Sosial, Uang Rupiah Baru Pecahan 1.0, BI: Itu Hoaks
• Ketika Kena Blacklist di SLIK OJK, Apakah BI Checking Anda Bisa Bersih Kembali?
• BI Terbitkan Kebijakan Penggunaan Rupiah di Kegiatan Internasional
• Dampak Keputusan The Fed, Bank Indonesia Bisa Naikkan Suku Bunga pada Semester II/2022
• Program CPNE dari LPEI Dorong Produk Lokal Mendunia

Oleh karena itu, sebagai langkah pertama, Bank Indonesia memastikan tersedianya likuiditas dalam jumlah yang memadai baik valas maupun rupiah di pasar. Kedua, memantau perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik. Ketiga, mempersiapkan pertahanan lapis kedua bersama dengan institusi eksternal terkait. 

Selanjutnya, apabila tekanan terhadap nilai tukar terus berlanjut serta berpotensi menghambat pencapaian sasaran inflasi dan menganggu stabilitas sistem keuangan, Bank Indonesia akan menyesuaian suku bunga kebijakan BI7DRR. (p/ab)